
Jakarta – Apple berencana untuk memindahkan seluruh produksi iPhone yang dijual di Amerika Serikat ke India. Sebelumnya, ponsel bertenaga ini diproduksi di pabrik Foxconn yang berada di Tiongkok.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi Apple untuk menghindari kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, yang kini dikenal sebagai “tarif Trump“.
Sebagaimana dilansir oleh Financial Times, proses pemindahan ini diperkirakan akan berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan oleh para investor. Targetnya adalah untuk memasok lebih dari 60 juta unit iPhone ke pasar AS.
Sebagai informasi, penjualan iPhone di AS setiap tahunnya mencapai 60 juta unit.
Untuk mencapai target tersebut, mitra manufaktur Apple, Foxconn, perlu menggandakan kapasitas produksi di India dalam waktu kurang dari setahun.
Namun, tantangan ini bukanlah hal yang sepele. Dalam skala saat ini, Apple memerlukan hampir dua dekade investasi besar-besaran untuk mencapai level produksi yang ada di Tiongkok.
Ketergantungan Apple ke Manufaktur Tiongkok
Perlu dicatat bahwa Apple sangat bergantung pada Tiongkok sebagai pusat manufaktur untuk produk Apple mereka. Perusahaan ini memproduksi berbagai perangkat, mulai dari iPhone hingga Mac dan wearable, melalui mitra pihak ketiga, salah satunya adalah Foxconn.
Namun, ketergantungan ini juga membuat Apple rentan terhadap penerapan tarif perdagangan yang tinggi, yang baru-baru ini dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump.
Di awal bulan April, Apple telah berusaha untuk mengatasi situasi tersebut dengan menyetok iPhone di Amerika Serikat. Mereka mengirimkan beberapa ton atau bahkan jutaan unit iPhone secara langsung dari India. Langkah ini diambil segera setelah Trump mengumumkan perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Pabrik iPhone di India

Sementara itu, di India, Apple sedang memperluas kapasitas produksi iPhone dan produk lainnya melalui kolaborasi dengan Tata Electronics dan Foxconn.
Meski Donald Trump memutuskan untuk mengecualikan impor produk elektronik dari Tiongkok, ia menyebutkan bahwa langkah tersebut bersifat sementara. Dia berencana untuk menerapkan tarif impor terpisah untuk barang elektronik.
Sebagai informasi, Trump memberlakukan tarif impor sebesar 145 persen terhadap produk dari Tiongkok, yang kemudian direspons oleh Tiongkok dengan sejumlah tarif balasan sebesar 125 persen.
Akibat konsekuensi dari perang dagang ini, Apple mengalami penurunan nilai pasar sebesar USD 700 miliar.
ARTIKEL INI TELAH TAYANG DI LIPUTAN6.COM