BLINDEYES, Kabupaten Bogor -Kekerasan terjadi saat sahur di Citereup, Bogor, Jawa Barat, di mana seorang remaja mengalami luka di kepala akibat pukulan dengan alat yang mirip pistol airsoft gun.

Awalnya, beredar informasi bahwa seorang pemuda menjadi korban penembakan di Desa Tarikolot, Kecamatan Citereup. Namun, pihak kepolisian segera mengklarifikasi bahwa luka yang diterima korban disebabkan oleh pukulan dari senjata tersebut.

1. Awal Kejadian

Peristiwa ini bermula saat korban, yang berusia 17 tahun, sedang berkeliling untuk membangunkan warga menjalankan sahur di Citereup. Pelaku merasa terganggu oleh kebisingan dan mendekati serta menghardik kelompok pemuda tersebut. “Informasi awal soal penembakan sebenarnya tidak benar. Saat membangunkan sahur, pelaku mungkin merasa terganggu, lalu terjadi cekcok, dan ia memukul menggunakan alat yang mirip senjata,” ungkap Kapolsek Citereup, AKP Ari Nugroho, saat dikonfirmasi pada Minggu (16/3/2025).

2. Pelaku Lepas Tembakan

Sebelum memukul kepala korban, pelaku yang bernama Heri sempat melepaskan tembakan ke udara. Akibatnya, korban segera dilarikan ke rumah sakit dengan sepeda motor. “Dia sempat menembakkan airsoft gun, tetapi bukan kepada korban,” jelas AKP Ari.

Tembakan itu kemudian memicu keributan di lokasi. Saat ini, polisi masih menyelidiki jumlah tembakan yang dilepaskan oleh pelaku.

3. Pelaku Ditangkap

Dalam waktu singkat, Heri yang berusia 40 tahun berhasil ditangkap oleh aparat. “Pelaku sudah diamankan, sedangkan korban dibawa ke rumah sakit. Malam itu juga pelakunya langsung ditangkap,” tegas Ari. Ia menambahkan bahwa Heri adalah warga sipil biasa dan pihaknya masih menyelidiki alasan kepemilikan senjata tersebut. Saat ini, pelaku masih ditahan dan korban mendapatkan perawatan di rumah sakit.

4. Tanggapan Bupati Bogor

Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyayangkan insiden kekerasan yang terjadi pada saat kebangkitan sahur. “Kami selalu mengingatkan bahwa Kabupaten Bogor tidak dapat dibangun oleh satu orang, satu suku, atau satu agama,” ungkap Rudy kepada wartawan, Selasa (18/3). Ia juga menekankan pentingnya toleransi di masyarakat dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kondisi yang kondusif di Kabupaten Bogor. “Kabupaten Bogor harus dibangun dengan keberagaman. Mari tingkatkan toleransi agar Bogor tumbuh dengan penduduk yang mencintai daerah ini,” tambahnya.

5. Ditetapkan Tersangka

Polisi telah menetapkan Heri sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap remaja tersebut. “Kami telah menetapkan dia sebagai tersangka dan saat ini ditahan di Polsek,” kata AKP Ari, Selasa (18/3). Ari menjelaskan bahwa Heri dikenakan pasal berlapis, yaitu penganiayaan dan perlindungan anak. “Pasal yang dikenakan adalah 351 KUHP dan atau nanti Pasal Perlindungan Anak. Kami juga masih menyelidiki kemungkinan penerapan Undang-Undang Darurat,” terangnya.

6. Airsoft Gun Tanpa Izin

Pihak kepolisian menyampaikan bahwa airsoft gun yang digunakan Heri dalam insiden tersebut tidak memiliki izin yang sah. “Seharusnya, setiap pemilik airsoft gun harus memiliki surat izin. Namun, setelah diperiksa, senjata itu izinnya sudah tidak diperpanjang. Meski begitu, tetap tidak boleh digunakan untuk tindakan kekerasan,” tegas AKP Ari. Airsoft gun tersebut kini telah disita sebagai barang bukti dalam kasus penganiayaan ini. “Ya, senjata itu disita karena digunakan untuk memukul,” pungkasnya.

Saat ini, remaja yang mengalami cedera akibat kepalanya dipukul dengan airsoft gun oleh Heri masih menjalani perawatan medis. “Dia masih dirawat di Sentra Medika. Untuk hari ini, saya belum mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi pasien karena belum ada pemeriksaan,” kata AKP Ari.
Karena korban masih dalam perawatan, penyidik belum dapat meminta keterangan darinya. Namun, mereka telah memeriksa beberapa saksi yang berhubungan dengan insiden tersebut.

“Sampai saat ini, belum ada keterangan yang bisa diperoleh dari korban. Hanya ibunya dan teman-temannya yang hadir saat sahur, serta mereka yang membawa korban ke rumah sakit,” jelasnya.